Never the Twain is one of the most popular works in Indonesian modern fiction. Hanafi, the protagonist, is madly in love with Corrie du Bussee, a beautiful Eurasian, although he is already betrothed to his cousin Rapiah. Who should he marry? Corrie the liberated Western woman or the tradition-bound Rapiah? The main conflict is an allegory of pre-independence Indonesia when—as it struggled to have a national identity—the nation had to choose between adhering to traditional values or adopting Western notions of progress and modernity
Never the Twain atau dikenal dengan novel "Salah Asuhan" karya Abdoel Muis, menjadi salah satu novel favorit saya semenak kecil, saya memang suka membaca semenak kecil. Suka membaca tidak terlepas dari mama yang suka membaca dan mempunyai banyak buku, sehingga kemana-mana saya selalu bawa buku dan lebih memilih membaca buku daripada bermain. kalau ikut bermain sama teman saya seringnya menonton sambil baca buku.
Novel ini walau di publish tahun 1928 tapi amanatnya tetap update apalagi kepada para anak muda Minangkabau, selamat membaca
Never the Twain atau dikenal dengan novel "Salah Asuhan" karya Abdoel Muis, menjadi salah satu novel favorit saya semenak kecil, saya memang suka membaca semenak kecil. Suka membaca tidak terlepas dari mama yang suka membaca dan mempunyai banyak buku, sehingga kemana-mana saya selalu bawa buku dan lebih memilih membaca buku daripada bermain. kalau ikut bermain sama teman saya seringnya menonton sambil baca buku.
Novel ini walau di publish tahun 1928 tapi amanatnya tetap update apalagi kepada para anak muda Minangkabau, selamat membaca