Cerita Angkot Lurus "Kisah APK Aktivis Pejalan Kaki"

April 07, 2017


Pulang agenda sore ini, bus ngak ada langsung merencanakan naik angkot, alhamdulillh lewat angkot biru langsung aja full, kemudian lalu angkot hijau, dari jauh aja udah kedengaran nyanyi minangnya yang berdisko- disko  ane langsung berseru ya allah musiknya…. coba  diganti nasyid, kemudian naiklah kita para akhwat tangguh pejuang unand cieh,,, insyallah, subhanallah supir angkotnya langsung mutar Muratal Sural Al Qariah sungguh kita semua takjud.  Kemudian seorang adik akhwat bilang kak nyayinya diganti subhanallah semua mengekspresikan keterkejutannya.

Pernah pula dulu pulang agenda bareng2 semua akhwat, sontak seorang akhwat memecahkan keheningan “ assalamualaikum,….bla…bla,,, kita mulai liqok kita ukhtifillah. Kemudian semua tertawa iya,, yah baru nyadar semua akhwat bisa sambil liqok nih, iya selanjutnya ana serahkan ke ukhti Humaira untuk materi kita minggu ini, uni ana mau qodoya,,bla…bla,,

Muncul suara- suara takjud  coba ada angkot akhwat, kan ngak campur jadinya, udah mulai ada kokk kak, di angkotnya tertulis just for ladies. Iya semoga berangsur-angsur menuju Indonesia yang madani. Ane bersama saudara-saudara ane senasib seperjuangan di Kampus Hijau Universitas Andalas khususnya yang akhwat sangat mengimpikan suasana yang seperti itu, sering kejadian diangkot yang maksimalnya satu deret 6 masih dibilang supir angkot, geser…diek,,, geser dik bangku tujuh……

 apalagi yang penumpangnya ada kaum adam pula plus merokok semakin tersiksalah batin ini.
Jika dikaji filosopinya bagi kita-kita para APK Aktivis Pejalan Kaki he,,he,,, yes dapat istilah baru,,,hu,,hu,,, naik angkot untuk melanjutkan perjalanan  luar biasa pengalaman dan Ibrahnya.

Begini kisahnya
Sebelum melangkah kedunia luar dengan berbagai aktifitas dan kesibukan, berusaha mengisi tangki- tangki cinta terlebih dahulu dengan, shalat Tahajud Malamnya, Tilawah, Shalat Sunat Dhuha, setelah terisi walaupun belum mencukupi untuk amunisi sehari berupaya melangkah keluar Wisma dengan semangat yang membara, tak lupa pamit pada keluarga besar di wisma, ketika beberapa langkah keluar wisma langsung bertemu tetangga yang sudah menyiapkan senyumannya menyambut sapaan kita. Lanjut perjalanan bertemu adek-adek SD dengan baju merah putihnya e…eh malah mereka yng duluan menyapa, ternyata diwarung udah ada ibuk-ibuk, nah,,ketika menyapa dengan salam dan menanyakan kabar mereka juga begitu, yah walau ada yang tak menjawab ngak apa-apa barangkali ngak kedengaran.

Setiba disimpang SMP 14 dekat warung ni sum tiap pagi disambut oleh seorang nenek, Nek,, iyo nak pagi bana kuliah ma, neneknya tersenyum selalu, “lai dak panek nak, begitu tiap hari, pernah lewat dekat si nenek biasanya nongkrong tapi beliau ngak ada bahkan hati jadi bertanya- Tanya rasanya ada yang kurang “Kemana yah sang nenek senyum”.

 Setiba dihalte jika ada bus lamgsung luar biasa senangnya, kalau ngak ya ditunggu tapi kalau ngak sabaran, akhirnya naik angkot juga trus angkotnya ternyata lama pula nunggu penumpang penuh, ternyata angkotnya belum berangkat bus udah datang rugi deh Rp.2.000,- coba sabar tadi uangnya kan bisa di infakkan.  (Cerita Ini Ditulis tanggal 29 Maret 2014) Tiga Tahun Nan Silam……. Di kampus Hijau


You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!