Pencari Kayu Bakar

March 02, 2021

 

Pencari Kayu Bakar

Bila mengingat kayu bakar tentu kita berfikir ini zaman dahulu. Ketika kompor gas atau kompor listrik belum familiar. Tetapi potret perempuan yang membawa kayu bakar diatas sudah berada pada zaman gas, listrik sebagai bahan bakar utama. Gambar diatas adalah potret kehidupan masyarakat terutama pedesaan.  Walau telah terjadi kemajuan dalam teknologi di Indonesia, tapi itu tidaklah menyeluruh dan merata. Hanya sebagian kecil yang merasakan.

Apakah di rumah perempuan tersebut belum ada kompor gas? Ah, itu Belum tentu. Keberadaan gas dan listrik tidak akan menggantikan peran kayu bakar dalam memasak. Memasak dengan kayu bakar di pedesaan, bukan hanya sekedar pemanfaatan kayu untuk bahan bakar maupun sebagai cara hemat hidup tetapi juga ada warisan dan tradisi  dalam berbagai kontek lokalitas.

Keistimewaan memasak dengan kayu bakar akan menghasilkan aroma yang wangi dan rasa makanan yang enak. Contoh salah satu makanan tersebut adalah rendang. Terjadinya perbedaan rasa rendang yang dimasak dengan kayu bakar dibandingkan dengan rendang yang dimasak menggunakan bahan bakar gas, bisa kita buktikan pada rendang yang dijual secara kemasan dibandingkan dengan rendang rumahan di masyarakat pedesaan.

Memasak menggunakan kayu bakar juga menjadi daya tarik sendiri bagi pembeli. Seperti kuliner bika. Bila pembaca lewat di Padang Panjang salah satu makanan yang terkenal adalah bika. Banyak usaha bika yang berdekatan di sepanjang jalan. Ada yang masih mempertahankan memasak bika menggunakan kayu bakar, ada yang sudah pindah menggunakan oven. Proses itu membuat wangi, rasa dan bentuk yang berbeda.

Kita tidak bisa menafsirkan sebuah foto hanya melalui satu pandangan tapi butuh banyak perspektif dan tafsiran. Begitu pula perubahan pola hidup masyarakat dari pedesaan sampai perkotaan. Begitu pula keberadaan perspektif gender dalam foto ini. Dalam foto tersebut juga ada anak laki-laki yang seumuran anak SD. Apakah hanya perempuan dan anak laki-laki kecil saja yang mencari kayu?

Budaya mencari kayu juga menjadi ajang gotong royong bagi masyarakat Minangkabau. Mencari kayu tidak hanya untuk bahan bakar tetapi juga untuk membangun rumah. Kita lihat bahan utama dalam membangun Rumah Gadang adalah kayu. Mencari kayu biasanya dilakukan oleh kaum bapak-bapak ketika sebuah keluarga ditimpa kemalangan karena meninggalnya salah satu anggota keluarga. Ketika sebuah keluarga mengadakan kenduri pernikahan anaknya. Termasuk dalam helat adat seperti kenduri mengangkat datuak.

 

 

 

You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!