Rumah Sakit Beri-Beri Fort de Kock

Wabah Covid 19  yang menimpa sebagian besar negara-negara,  seakan membuat  berbagai aktivitas bumi istirahat sejenak. Kebijakan pemerintah sejenak fokus ke covid 19, bahkan sekolah diliburkan, ke mesjid dilarang. Ditengah kepanikan menghadapi covid di berbagai kota besar, tetapi Sebagian penduduk pedesaan seakan tidak tersentuh oleh covid. Seakan covid memilih milah siapa yang harus dihinggapinya.

Begitu pula yang dialami pemerintah Belanda ketika merebut Aceh di Ujung Sumatra untuk ditundukkannya. Para tentara Belanda yang terdiri dari berbagai bangsa baik kalangan tentara berkebangsaan Eropa maupun tentara Belanda dari kalangan bumiputra terkena penyakit beri-beri.  Sedangkan kalangan rakyat Aceh, dan penduduk pedesaan nusantara tidak ada yang terkena penyakit beri-beri. Mereka bahkan tidak mengenal penyakit tersebut.

Bagaimana kesibukan pemerintahan kolonial Belanda menghadapi beri-beri ditengah kecamuk perang sedikit terdapat dalam ulasan Jurnal Masyarakat Indonesia.  JURNAL MASYARAKAT INDONESIA (JMI) Majalah Ilmu -Ilmu Sosial Indonesia yang dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). JMI Volume 46 pada kali ini fokus mengulas tentang wabah dalam berbagai perspektif keilmuan, terutama bagaimana peran ilmu sosial dalam menghadapi wabah penyakit.


Paper ini diarahkan dengan kritis oleh pembimbing saya yaitu Bapak Agus Suwignyo. Dalam tulisan ini kita fokus melihat peran utama “Rumah Sakit Khusus” dalam menghadapi wabah beri-beri.   Rumah sakit khusus beri-beri, sekaligus menjadi labor dalam mengamati fenomena penyakit beri-beri dan bagaimana penyembuhannya.

Lalu bagaimana ketika menghadapi Covid -19, bagaimana peran rumah sakit? Apakah ada peran rumah sakit khusus Covid 19? semoga suguhan hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai kalangan.



http://jmi.ipsk.lipi.go.id/index.php/jmiipsk/article/view/897

https://www.researchgate.net/publication/349860436_Specialized_Hospitals_To_Faced_The_Epidemic_Beri-Beri_On_The_War_In_Aceh