Tentang Awal yang Mengawal dan Langkah yang Menapak

November 04, 2013

Jika saja dakwah ini tidak dipikulkan pada orang-orang yang diberi karunia berhati lapang, maka tentu dakwah ini tidak akan pernah mencapai puncak seperti sekarang. Akankah kita menyia-nyiakan hal ini? Inikah saya yang mengaku sebagai pencinta Rasull? Saya yang sangat lemah dengan segala bentuk penyakit hati, saya yang terlalu sempit dengan ego-ego saya sendiri. Mungkin telah banyak pembenaran yang saya lakukan terhadap diri saya. Saya bukanlah seorang yang sempurna dan saya tau bahwa tidak ada satupun yang sempura di muka bumi ini. Jika saya memang sadar bahwa saya bukanlah  yang tentunya tidak akan pernah sempurna, masihkah saya menuntut kesempurnaan
dari saudara saya yang lain. Tidak, tidak. Tapi begitulah saya, saya kecewa dengan mereka yang tidak pernah peduli dengan apa yang saya rasa, saya ingin mereka memahami saya, mereka  sudah tau banyak tentang bagaimana cara.
Saya lebih memilih untuk mengamankan diri saya, karna jelas saya mulai sudah tidak senang dengan mereka, lebih bak saya sendiri, merenung, mencari lahan lain, berkumpul bersama mereka yang menurut saya lebih baik dari pada mereka. Karena saya tidak suka dengan mereka. Tentang niat, lalu siapa sebenarnya yang saya tuju? Ya ternyata mereka lebih nyata menurut saya, dari pada tuhan yang benar-benar lebih nyata kuasaNya. Ternyata, bukan tuhan yang saya tuju, merekalah yang saya tuju. Saya berjalan menuju mereka, mereka yang dapat membuat saya nyaman, bukan saya yang menjadikan mereka nyaman, ya toh, karena yang saya tuju  bukan tuhan tapi mereka. Naudzubillahhimnizalik.
“...famankanats hijratuhu illalahi warosulih, fahijrotuhu ilallahi warosulih….”
“…barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasulnya, maka Hijrahnya adalah untuk Allah dan Rasulnya…”
Ya Robb… jadikan lah hati ini menjadi satu untukMu, menjadi satu karenaMu, menemui satu jalan menuju jalanMu, tunjukkan kami untuk bersyukur padaMu, selalu untukMu, bukan untuk, dia, mereka atau siapa yang tak lebih dari Mu. Tapi, hanya satu pada Mu. Seperti mereka, seperti para sahabat yang tak pernah dapat untuk kami tandingi. Hingga akhirnya:
“…bilakah ajal kan menjelang, jemput rindu-rindu syahid yang penuh keikhlasan…. Cintaku hanya untukMU tetapkan bersimpuh selalu…”-NPR

You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!