hati yang meracuni
November 05, 2013Hati |
Ya Allah, aku adalah jundi yang taat. Tapi itu dimata ku, aku tak tahu seperti apa dimata Mu dan qiyadah ku.
Dimata ku, aku adalah seorang kader yang amanah dan penuh manfaat. Tapi ternyata banyak amanah ku yang tak terjalankan dengan baik.
Aku juga merasa telah memiliki pemahaman yang tinggi mengenai dakwah ini. Dan lagi-lagi itu hanya dimata ku. Nyatanya, diri ini selalu berusaha menolak dan dongkol atas setiap amanah yang dibebankan pada diri.
Hati ini selalu berbisik “aku sudah lama didakwah ini. Aku adalah kader yang mylitan”, Sehingga diri
merasa tak perlu lagi amanah, karena amanah hanya untuk mereka yang masih perlu dikuatkan. Ternyata itu masih hanya dimata ku.
Aku jundi yang taat karena aku selalu meluruskan qiyadah ku. Yah, itu dimata ku. Maka hati pun berkata “aku lebih baik dari mu, aku lah yang harusnya jadi qiyadah mu”
tapi itu dimata ku dan hanya sangka ku.
Wahai hati, kenapa kau racuni diri untuk selalu menyakiti?
Wahai hati, kenapa kau racuni diri untuk selalu menghakimi?
Wahai hati, kenapa kau racuni diri untuk selalu menuntut lebih tanpa mau memberi?
Wahai hati, kenapa kau halangi diri untuk ridho Illahi?
Wahai hati, kenapa kau pengaruhi diri untuk merasa menjadi yang paling tinggi?
Yah, hati sudah menguasai diri.
Wahai diri, tak sadarkah engkau akan kedudukan mu saat ini?
Kau hanya seonggok daging yang hina jika selalu dikuasai hati yang meracuni.
Kau hanya seorang hamba yang sedang menunggu hari yang telah disepakati untuk menghadap sang Illahi.
Saat masa itu tiba, masihkah kau sanggup berjalan dengan hati yang selalu meracuni?
Wahai diri, didiklah hati mu menjadi hati yang menyinari
Hingga pertemuan dengan-Nya menjadi hari yang selalu dinanti
*salam ukhuwah untuk hati yang mencari cahaya Illahi (Nesa Ewina)
0 comments