“ Symbol Of Women Freedom: The History of Hijab From West Sumatra to Indonesia”

March 01, 2019

Aku heran kenapa dosen-dosen aku yang luar biasa jadi tau kalau tulisan aku tentang jilbab terbit di Seasrep (Southeast Asian Studies Regional Exchange Program) Klik disini. Hari Ini berkesempatan datang ke kantor jurusan sejarah mbak Rika sang administrasi di jurusan juga mengucapkan selamat.

Keherananku bertambah kenapa dan kok tersebar, aku paksa deh mbak rika bercerita. Inilah luar biasanya para dosen sejarah UGM. Beliau - beliau sangat menghargai sebuah karya dan begitu mengapresiasinya walaupun itu sangat sederhana dan apalah di bandingkan tulisan beliau-beliau yang sudah sangat mendunia.

Itu sebagai apresiasi penghargaan dan untuk memberikan semangat mbak…. mbak Rika menambahkan
Juga sebagai motivasi untuk para dosen, muridnya aja bisa menerbitkan tulisannya di  RJSEAS (Regional Journal of Southeast Asian Studies) yang berpusat di Filipina.

Oh gitu mbak?…he..he…
Makasih ya mbak ini bikin saya tambah semangat nulis, dan semangat nesis…

Jadilah saya menuliskan tulisan ini sebagai salah satu ekspresi atas semangat dan suntikan yang diberikan oleh bapak ibu dosen, sekaligus sebagai pembayar hutang kepada teman.
Beberapa sahabat ngomong share lah mbak Suri biar kami termotivasi dan semangat…..

Apalagi abstrak pendek ini sebagai salah satu pewarna tulisan dari penulis Asia Tenggara lainnya, yang tulisannya sangat beragam dan saya mencoba menghadirkan dan mewarnai serta  terus bersuara terkait hijab dengan judul “ Symbol Of  Women Freedom: The History of Hijab From West Sumatra to Indonesia”

Selain itu Salah satu output dari sejarawan adalah lahirnya buah karya-karya sejarah. Tapi sungguh melahirkan sebuah karya sangat sulit, karena itu para dosen-dosen sejarah mendidik dan melatih muridnya untuk menuliskan sejarah.

Kuliah S2 di Jurusan Sejarah UGM menjadi kesempatan yang luar biasa berlatih, selain didikan dikelas jurusan sangat sering mengadakan seminar nasional yang memberikan kesempatan murid-muridnya untuk mempresentasikan karyanya dan juga tulisan tersebut diterbitkan. Apalagi didatangkan setiap bulan ahli sejarah yang mumpuni di bidangnya terutama yang dari luar negeri yang selama ini baru mengenalnya dari buku yang berbagi terkait tema-tema menarik sejarah untuk ditulis.

Kesempatan langka yang mungkin sangat jarang di adakan oleh Departement Sejarah UGM adalah Summer School on Transnational History: Becoming a Cosmopolitan Historian, pesertanya tidak hanya dari Asia Tenggara tapi juga dari Australia yang diadakan 27th August- 7th September 2018 lalu, alhamdulillah berkesempatan sebagai peserta disana yang mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu dan yang utama adalah kenalan dan relas, link sejarawan Asia Tenggara dan Australia.


Untuk lebih lanjut selamat menikmati tulisan pendek ini. Semoga saya berkesempatan menuliskan sejarah hijab yang lebih baik kedepannya
  untuk lebih lanjut bisa dibaca di http://www.rjseas.org/current



  

You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!