Penentuan Pembimbing Tesis Bagai Penentuan Siapa Jodohmu

August 09, 2018



Pejuang Tesis (@wahyusy)
Setelah penantian panjang dimasa liburan salah satu hal yang ditunggu adalah siapa pembimbing tesisku. Setiap jurusan di UGM mempunyai kebijakan yang berbeda termasuk siapa pembimbing tesis. Beberapa teman-teman jurusan lain mereka berhak mengajukan siapa pembimbingnya dan bisa request, begitu pula dengan kampus-kampus luar negri. Tentu sesuai keilmuan dan bidang yang kita tulis dengan pembimbing tersebut dan mungkin sedikit pertimbangan kedekatan emosional personal dan kenyamanan.


Di jurusan magister sejarah UGM, yang menentukan siapa pembimbingmu tidak bisa request tapi ditentukan oleh pihak jurusan. Kami Magister sejarah angkatan 2017 di umumkan pembimbingnya kemaren Rabu, 08 – 08 -2018, yap ditanggal yang cantik. Sebelumnya kita udah ngepoin ke senior gimana bimbingan sama bapak dan ibuk ini, selain kita mencari tahu latar belakang keilmuan dan ke ahlian beliau plus interaksi di dalam dan luar kelas. Pengumuman tersebut bagai petir di siang bolong untuk sebagian orang, tapi sebagian yang lainnya sesuai harapan.


Pokoknya berbagai ekspresi keluar deh, bahkan diantara kita ada yang mau mengajukan untuk diganti. Saya memilih judul tulisan ini yang menyamakan penentuan pembimbing tesis bagai penentuan siapa jodohmu karena Jodoh itu kalau belum datang sangat ditunggu-tunggu dan berbagai usaha ikhtiar serta istikharah dilakukan. Tapi ketika telah datang ada aja kurangnya bahkan merasa diluar sana merasa ada yang lebih bagus, merasa ngak cocoklah merasa lebih ini, kurang ini dan berbagai ribu alasan. Sedangkan kita belum menjalaninya. Jadi intinya bersyukur (Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan)…he..he… selamat berdamai dengan hati, usahakan dengan baik jalani dengan baik, siapa yang tidak akan menjalani lika-liku perjuangan tesis berarti belum bisa disebut pejuang tesis. Apalagi tesis adalah salah satu syarat menyandang sebuah gelar yang susah payah diusahakan. Bahkan dengan itu kita akan mendapatkan amanah yang berat lagi, yaitu kepantasan kita memegang amanah dosen, peneliti, politikus, bisnismen ataupun seorang perempuan sebagai ibu rumah tangga yang solehah yang tidak hanya akan berbakti pada orangtua dan calon suami tapi juga bertanggung jawa mendidik sang anak dan anak didik di kampus nantinya. Semangat untuk para pejuang tesis kehidupan.

You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!