Mengalir Seperti Air

December 28, 2014

Pondok Munti
Hari ini tepat 10 tahun saya mengajar di Ponpes M.Natsir. Jika ada yang bertanya kenapa saya sampai ke sini karena tsunami Aceh. Ya sehari setelah tsunami besar di negeri Rencong itu saya datang ke Ponpes Dr.M.Natsir. Dalam bayangan ketika itu dengan mengajar di pesantren saya akan lebih bisa mempelajari Bahasa Arab yang ketika di MAN Koto Baru padang panjang begitu sulit saya pahami. Saya juga akan lebih mahir berbahasa Inggris, kan biasanya pesantren menggunakan
dua bahasa tersebut. Disamping itu ilmu agama saya juga pasti akan semakin bertambah di pesantren. Begitulah beragam khayalan indah mewarnai perjalanan saya ke Alahan Panjang. Udara dingin Alahan Panjang tidak menjadi persoalan berarti karena saya sudah terbiasa dingin di Padang Panjang.

Namun apa dikata semua bayangan indah tentang pondok pesantren sirna, ketika saya menginjakkan kaki dan mulai mengenal pesantren ini. jangankan Bahasa Arab atau bahasa Inggris bahkan ilmu agama saya tidak bertambah selama disini. dan kalau boleh di simpulkan bahakan semakin hari semakin berkurang seiring dengan kurang intensnya hubungan dengan teman-teman di padang dulu. Namun saya tidak akan meyalahkan siapapun toh sebenarnya yang salah itu juga diri kita sendiri. Lingkungan ini kita sendiri yang menciptakan, lingkungan mungkin mempengaruhi tetapi yang paling dominan disana adalah kita sendiri. Hal yang sama yang akhirnya sering saya katakan kepada anak-anak pesantren ini yang mengeluhkan banyak tentang sekolah mereka. Emm... menghibur diri sendiri sebenarnya.
Walau demikian sesungguhnya saya belajar banyak di pesantren ini. Kekurangannya justru menjadi daya tarik tersendiri, menjadi tantangan tersendiri terlebih anak-anaknya yang polos yang datang dari berbagai daerah, yang menyambut kedatangan kita gurunya sebagai sebuah anugrah tak ternilai. siapa yang tidak akan tersentuh dengan sambutan seperti itu. Inilah yang membuat saya bertahan dan pada akhirnya bersama mereka melakukan banyak hal, mengelilingi danau, bepergian jauh ke rimba raya. Saya melihat ditengah kepolosan mereka tersimpan potensi yang besar untuk maju. Kenapa harus kita abaikan itu?Mereka juga memiliki hak yang sama seperti anak-anak lain dikota sana. Dan kenapa saya tidak menjadi bagian dari semangat mereka untuk maju itu?Saya yakin dengan potensi yang mereka miliki dan kesederhanan yang ada di sini serta keterbukaan, kelpolos eluasaan yang diberikan sekolah ini mereka akan bisa berbuat lebih. Dan itulah yang terjadi
10 tahun yang lalu saya bertemu dengan Fauziah SY yang selalu tersenyum, Dian Jaya Fitri yang selalu menyapa, dengan Taufik Hidayat dari Aia Ampuah yang suatu kali meminjam buku "jangan bersedihnya" Al Qarni, bertemu dengan Zainatul hayati yang setiap saat meminjam buku, Wahyu Suri Yani yang gigih yang selalu bertanya PR bahasa Inggrisnya, Fatmayeni yang rapi, yang seyang slalu bangun pagi yang selalu semangat untuk belajar dan mau berbagai , saya bertemu dengan Siti Nur Asyiah yang selalu berpikir positif terhadap hidupnya walau sering sakit, dengan Afrianto yang ketika itu kurang percaya diri karena sering sakit-sakitan dan banyak...lagi kalau saya sebut. Sekarang mereka telah menjalani dunianya sendiri dan jika mereka sukses saya senang pernah menjadi bagian dari hidup mereka selama disini.
10 tahun telah berlalu banyak hal yang telah dilakukan, banyak hal pula yang terjadi. Sejak awal saya berprinsip bahwa belajar itu tidak harus dikelas, belajar itu bisa dilakukan dimana saja. Diatas semua itu organisasi merupakan wadah yang akan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan. Oleh sabab itu organisasi siswa dan kegiatannya harus diperhatikan lebih dari yang lain. Dalam organisasi siswa belajar menghargai, belajar bekerjasama, belajar berbicara, belajar memberikan pendapat, belajar memahami orang lain. Atas dasar itu saya mengajak anak-anak mendirikan KIR (kelompok Ilmiah Remaja). Melalui KIR semua tujuan berorganisasi dicoba untuk diwujudkan walau belum maksimal. Mengapa tidak OSPPT atau OSIS yang dimaksimalkan? Organisasi siswa ini terlalu formal dan birokramemperbaiki tis dan sayaidak  bukan orang yang cocok untuk urusan seperti itu.
Hampir 7 tahun KIR berdiri dan kegiatan utamanya adalah jalan-jalan, ngumpul-ngumpul, bikin acara ini dan itu, cari duit dan terakhir tidak lupa makan-makan. Munkign kelihatannya sepele, tapi dari kegiatan itulah semua hal dibangun. mencari pengalaman menjadi tujuan utama semua kegiatan. Apakah KIR sudah berhasil?apakah saya sudah berhasil?jawayang siap untuk bannya lebih tepat ditanyakan kepada alumninya.
10 tahun saya mengajar di pesantren ini, berusaha membangun optimisme ditengah-tengah kekurangan sarana prasarana, kurangnya keinginan untuk
memeperbaiki diri dan menerima masukan dari pihak elit. Kemidak masuk dalam plan pengembangan ajuan yang dibanggakan adalah kemajuan fisik ditandainya banyaknya bangunan tanpa sadar didalam keropos yang siap untuk meruntuhkan bangunan tersebut. Prinsip yang dipegang adalah mengalir bak air. Pihak pesantren sibuk mengembangkan ini dan itu namun lupa merawat yang telah dimiliki. 10 tahun disini namun yang asrama tetap seperti itu, bentuknya tetap bahkan berkurang, kegiatannya apalagi. Asrama tidak masuk dalam plan pengembangan pesantren.
10 tahun mengajar disini, inilah tahun dimana kadang kita ragu bulan keberapa gaji kita terima saat ini. Inilah tahun dimana tidak ada kata maaf dari mulut petinggi soal gaji yang terlambat, jangakan maaf meeka justru sibuk berbicara tentang pengembangan ini dan itu. Kadang saya berpikir apakah kita sudah mati rasa?
10 tahun disini inilah masa dimana kita disibukkan oleh kenakalan-kenakalan siswa, oleh pergaulan yang mengkuatirkan, Disislain terjadi penurunan prestasi dan semangat belajar. Penghargaan yang rendah terhadap guru adalah gejala lain yang turut mewarnai tahun ini. semoga kita benar-benar menjadikan tahun ini sebagai tahun  pembelajaran. Sesungguhnya semua orang ingin dikenang baik oleh siapapun tidak terkecuali saya sendiri. semoga ini bisa diwujudkan. Amiin  
 Catatan Cinta dari Bunda Upik Kamalia "bunda semoga ini semua jadi amal saleh buat bunda, tidak terasa sudah 10 tahun, ank2mu sudah besar bun,,, lngkah ini akan terus berjalan melnjutkan cita2mu yg selalu engkau selipkan sebelm belajar mulai..., jika ada yang bertanya tentang perjuangan hidupku ku akan menyebutkan nama-nama orang-orang yang berpengaruh dalam hidupku salah satunya dirimu,,,

You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!