Perjalanan Uni Humaira: 10 Tahun Mengukir Kisah di Blog
June 12, 2020Uni Humaira |
Setelah mengotak-atik Blog “Uni Humaira”, Tersadar ternyata blog ini telah menjadi rumah tulisan saya selama 10 tahun. 10 tahun, ketika sedang sibuk dikegiatan Pondok Pesantren Dr.M.Natsir sebagai seorang santri, lalu seorang suhu, sekaligus adik saya sendiri @Rahmat Kusasi, mengajarkan saya agar tulisan-tulisan saya bisa dirapikan dalam sebuah wadah yang bisa dinikmati dimasa depan. Ditengah wabah Covid semakin terasa betapa bermanfaatnya merumahkan tulisan dalam sebuah web. Tidak hanya sebagai diari aktivitas sehari-hari, tetapi juga melatih diri bermain kata, mengolah rasa agar bisa disajikan lebih baik.
Merumahkan tulisan di sebuah blog yang bisa di akses siapapun, merupakan kesempatan dan salah satu cara bagi perantau berbagi ide, gagasan, pendapat, informasi, dan ilmu dari rantau ke kampung halaman untuk tetap bisa membangun kampung halaman dari kejauhan.
Melalui berbagi tulisan, kita tetap bisa terhubung, bertegur sapa dengan keluarga, sanak saudara kerabat dan teman dimanapun berada melewati sekat-sekat batas daerah, negara, dan prasangka serta perbedaan yang ada.
Evaluasi perjalanan pengalaman di tulisan ini semoga memberikan ide kepada pembaca, untuk mengatur strategi gradasi masa depan lebih baik.
Rahmat : Uni tau ngak dengan blog?
Uni : blog? Apa tu Mat?
Rahmat : Uni kan hobi nulis ya? Nah blog itu tempat nulis di internet uni…
Uni : Kayak Facebook?
Rahmat : Beda ni, uni bisa update puisi, kata-kata mutiara, essay, dan cerpen disana, bisa dibaca banyak orang
Uni : Facebook juga bisa gitu, sama aja
Rahmat : Apalagi uni seneng nulis diari, itu bisa jadi arsip uni
Uni : Kamu, curi-curi baca diari uni?
Rahmat : he…he… kalau rahmat ajarkan uni cara buat blog dan update tulisan dsana gmana?
Uni : Ok, tapi bukan diari ya, diari itu tempat curhat rahasia, ngak untuk konsumsi umum
~~
Kemudian kita beradik kakak yang sama-sama mondok di Pesantren Dr.M.Natsir menuju Warnet di samping Pesantren di Simpang Batu Bagiriek….
Rahmat Kusasi adik kandung sekaligus jadi suhu pertama saya bagaimana dunia Blog. Setelah melihat ulang apa yang saya tulis 10 tahun yang lalu, saya jadi tertawa sendiri…
Ada apa waktu itu kenapa saya menulis “Sebuah kata yang tak terungkap”. Tulisannya tanpa judul tapi labelnya “Kata-kata Mutiara” .
Postingan kedua di hari yang sama, “kapan ych aku bisa membahagiakan mama dan papa” labelnya citacita.
Seiring berjalannya waktu blog ini tetap di rawat walau kadang sudah berlumut dan banyak jaring laba-laba.
Nama "Uni Humaira” yang disematkan di blog, tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sebagai uni dari 4 orang adik dan menjelaskan identitas sebagai gadis Minangkabau. Sedangkan Humaira, karena berasal dari Lembah Gumanti yang sejuk dingin dan Indah. Berada pada ketinggian 1.400-1.600 mdpl dengan suhu rata-rata 13C. Apalagi Sekolah di tapian Cinto Danau Ateh, Pondok Pesantren Dr.M.Natsir Lembah Gumanti. Lahir dari Negeri dingin tanpa salju, membuat pipi saya kemerah-merahan ketika kena sengatan Mata Hari, apalagi kena sengatan kata yang langsung menghujam ke hati... ea. Sehingga sering banget di ledekin “jaan pagarahan juo inyo, caliak lah warna pipinyo.”Ketika sering baca dan mendengar gelar yang diberikan Rasulullah kepada Aisyah “Humaira”, terinspirasilah untuk menamakan blog ini bernama “Uni Humaira.”
Viralnya nyanyi, Aisyah istri Rasulullah, yang lebih mengaitkan kata-kata Humaira kepada kecantikan, tidaklah sama dengan nama blog ini. Banyak kelebihan Aisyah RA yang tidak di kaji. Bagi saya dibalik kata Humaira menyimpan banyak makna, seperti sifat pemalu perempuan adalah sebuah tameng yang luar biasa dalam bertindak. Kecerdasan Aisyah yang mudah mengingat, membuat dia menghafal banyak hadist, Aisyah bagaikan penyimpan data yang hidup, bagaikan hardisk, fasdisk yang menyimpan data tanpa batas dari setiap wahyu yang turun, dan hadist2 rasulullah. Kekuatan itu membuat Aisyah ahli di bidang Fiqih, Syair hukum dan kesehatan, dan tauladan perempuan yang multitalen. Semoga yang punya blog ini bisa mentauladani Aisyah dengan baik.
Dari tahun 2010, tanpa disadari sudah terbit 208 tulisan disini dengan beragam tema. Dulu selalu update tentang sejarah hasil penelitian sejarah sendiri dan tugas paper dari dosen di perkuliahan. Ternyata tulisan-tulisan tersebut di copy paste sebagai tugas di kuliah yang sama oleh beberapa oknum. Akhirnya ngak mau update lagi, dari pada memberi peluang pembohongan tugas kuliah. Sempat juga blog ini menjadi laman berita dan informasi tempat penulis melatih diri sebagai aktivis, ini memberikan banyak manfaat, bahkan melalui informasi tersebut, sering di hubungi secara personal oleh teman-teman dari Sumatera Barat untuk mencari tau informasi seputar Unand.
Ada juga update beberapa tulisan teman-teman sendiri, dan suhu blog saya Rahmat Kusasi pernah mendaratt tulisannya disini dengan judul “Kuntilanak Kata-kata.” Puisi ini bagi saya sungguh menarik, ngak salah ternyata kita berdua beradik kakak, sering bersaing di pentas seni berpuisi, berdebat dan berorasi melatih diri, dan memboyong dua piala pulang untuk memberi tanda bahagia ke Mama dan Papa.
Menulis di blog ini memberikan banyak manfaat kepada penulis sendiri, terutama mengekspresikan diri dengan kata. Juga melatih diri dalam dunia digital yang sangat berpeluang ditengah wabah Covid 19. Bahkan template blog ini udah di obah ratusan kali, karena memberikan kesempatan bermain warna dan mendesign tata letak blog. Pernah template blog ini berwarna full pink ala berbie. Sehingga dapat masukan, “ternyata tidak hanya koleksi baju, jilbab, sepatu, dan segala asesorismu yang berwarna pink, sampai-sampai blogmu semuanya pink.”Bukankah pembacanya tidak hanya perempuan, tapi fansmu yang lain gimana? Terimakasih masukannya kawan.
Penggunaan kata yang sering membingungkan disini, cukup melatih agar tidak berhenti menulis. Suatu hari seorang sahabat bertanya, kenapa kamu menulis tidak pernah langsung pada inti objeknya? Kamu selalu memberikan makna ganda ditiap katamu, ada bayangan makna lain yang ingin kamu sampaikan disetiap narasimu. Benar banget kawan, bahwa aku memang sengaja menulis seperti itu, agar yang membaca tidak mudah menebak tantangan teka-teki dari aku wk…wk…
Menulis bebas seperti itu memberikan shadow di setiap kata, berpengaruh pas nulis paper, skripsi dan tesis, aku sering mengabaikan aturan baku dari EYD. Aku memang tidak menyukai EYD yang membuat kaku dan tidak merdeka dalam menulis. Ini menjadi alasan kenapa saya begitu senang bermain kata menulis puisi dan bermain kata dalam memberi pesan kepada seseorang. Apalagi tefek baca novel para pujangga baru dan pujangga lama, bahasa melayu halus yang sopan dan romantis, menjadi makanan yang enak di olah menjadi karya.
Bebas dan merdeka dengan kata. Bukankah menuliskan kata memberi inspirasi dalam banyak hal. Menulis bahkan obat bagi sisakit, apalagi sakit karena menanggung rindu yang tak jelas objek dan tempatnya. Melalui tulisan penulis tetap bisa terhubung, bertegur sapa dengan keluarga, sanak saudara kerabat dan teman yang ditinggalkan karena merantau. Tulisan salah satu cara bagi perantau dalam memberikan ide, gagasan untuk tetap bisa membangun kampung halaman dari kejauhan.
Tulisan cara mengukir jejak agar tidak terlupakan dan sebagai arsip kehidupan. Jadi ingat Draft Novel yang saya tulis dengan Judul “Labuhan Gadis Minang di Malaya”. Novel ini bercerita tentang perjalanan selama Exchange Student di Universiti Malaya. Entah kenapa selama di Kuala Lumpur saya tidak menulis blog, malahan menulis diari dan pengalaman perjalanan kuliah di Onenote. Walaupun akhirnya berhasil di rapikan se sampai di Indonesia, beberapa tahun kemudian hardisk laptop rusak, akhirnya semua hilang tidak bisa diselamatkan.
Pengalaman 10 tahun akan jadi pelajaran berharga kedepannya, untuk menata degradasi masa depan melalui platform yang gratis disediakan. Tidak hanya sebagai tempat sharing tulisan, tetapi juga media pembelajaran, arsip, warisan masa depan dan peluang bisnis.
”The Moving Finger Writes, and Having Writ”
Bismillahirrahmanirrahim
”The Moving Finger Writes, and Having Writ”
Bismillahirrahmanirrahim
Yogyakarta, 12 Juni 2020
0 comments