Duhai diri
February 10, 2014Kenapa?
Engkau mengeluh kepenatan ,
Engkau muram kekecewaan ,
Engkau murung kesedihan,
Engkau resah kebimbangan,
Hanya karena,
Mereka tidak datang,
Bila engkau ajak kepada kebenaran.
Wahai diriku Bukan niatku melontarkan lamunanku,
Cuma teguran setulus salju
Tak seharusnya engkau begitu!
Kupahami impianmu supaya, kita semua bersatu padu ,
Kusanjungi ketulusanmu,
Mengajak kejalan yang satu,
Namun,
Realita memang tak seindah yang dimau,
Karena jalan ini terlampau berliku,
Perlu kesabaran dan keteguhan jitu,
Engkau harus hayati hakikat itu!
Ingatlah Pribadi pejuang sejati,
Baginda tabah meniti hari,
Bermula dari seorang diri,
Menyampaikan Dakwah sembunyi – sembunyi,
Bukannya baginda tidak berani,
Namun itu tertib wahyu , strategi Rabbi,
Ucapannya bukan dari nafsu melainkan wahyu suci,
Ucapannya hikmah dari kalbu bak embun pagi,
Di sambut oleh hati yang bersih dan jiwa yang fitri,
Fikrah di jernihkan , akal di dekati,
Ajarannya menyentuh hati sanubari,
Juga dengan pendapat dan keterangan yang hakiki,
Dengan hikmah dan pengajaran penuh seni,
Bila mana ada perdebatan di jelaskan hati – hati,
Bila mana di zalimi dilontarkan do’a kasih nan sejati.
Suburkan berbaik sangka,
Agar hatimu tenang barulah makin kuat jadinya,
Bukan di rundung kelemahan,
Perbaharuilah iman,
Saban ketika,
Ingatlah janjinya,
Keredaan dan Syurga,
Sedari sunah perjuangan,
Dipenuhi derita,
Dihujani kepayahan,
Untuk kautempuhi
Dengan ketabahan,
Jadilah orang yang menang!
( saduran catatan bacaan novel Tautan hati, Fatimah Syarha )
Wahyu suri yani Kuala Lumpur, 04 November 2011
Selasa, 27 Desember 2011
0 comments