Sebelum menyesal Ke Candi Borobudur

July 02, 2020

Tawaran berwisata ketika memasuki New Normal sangat menggiurkan. Apalagi ke candi Borobudur sebagai salah satu destinasi hit dan masuk dalam warisan dunia.
Dari akun instagram @borobudurpark candi borobudur di buka untuk umum dari tanggal 25 Juni 2020 terbatas untuk 1500 pengunjung.

Saya sebagai salah satu mahasiswa di Kota Yogyakarta bersama seorang kakak tingkat bahagia banget akhirnya bisa ke sana lagi, petualangan ke Borobudur kali ini bagi saya adalah kunjungan ke dua, juga untuk mengobati kunjungan bersama keluarga ketika wisuda nanti yang ngak akan jadi. Begitu juga sang kakak, beliau udah wisuda secara online kemaren, tapi karena Covid 19 tidak bisa memboyong keluarga ke Yogya sambil berwisata ke Candi Borobudur.



Selasa 30 Juni kita berpetualang dari Yogya dengan motor menuju Candi Borobudur. Protokol memasuki area Borobudur sangat bagus sesuai standar WHO. Sebelum membeli tiket petugas menjelaskan ke kita bahwa kunjungan ke Borobudur tidak bisa ke puncak candi tapi hanya di bagian bawah aja karena masih tahap pembersihan karena abu vulcano efek gunung kemaren. Yah kita langsung kecewa uey, soalnya yang indahnya itu paling atas, apalagi untuk menikmati alam sambil foto-foto keren banget.


Akhirnya kita diskusi dulu apakah akan lanjut, tapi apa benar karena efek gunung kemaren? karena sang kakak baru pertama kali juga ke Peninggalan bersejarah tersebuat, yang masuk menjadi salah satu keajaiban dunia, akhirnya kita putuskan mari lanjutkan berpetualang.

Akhirnya kita beli tiket, harganya masih sama seperti biasa walau tidak sampai kepuncak. Ditengah terik matahari kita ditawarkan naik odong-odong, karena ingin menikmati petualangan lebih lama diputuskan berjalan dan menolak tawaran. Mengejutkan sekali penjelasan petugas yang di awal masuk tadi beda sama petugas di dalam.

Petugasnya bilang hanya bisa berkeliling tamaan, hutan, dan museum, tanpa bisa memasuki area candi sedikitpun. Waw semakin terkejutlah kita. Karena ngak percaya akhirnya kita jalan terus tuh dan benar sekali. Candinya di pagar, di jeruji besi, kita hanya bisa melihat candi borobudur di balik pagar, seperti di foto. Penjelasannya ngak seragam sih ada yang karena abu vulcano ada karena covid 19 dan menambah embel-embel warisan dunia jadi tidak hanya berpatokan pada pemda Jawa Tenagh tapi juga protokol wisata dunia.

Penjelasan petugas sebelum beli tiket berbeda ke kita, kita masih bisa menikmati sekitar candi yang enggak bisa cuma sampai puncaknya aja. Ok lah dikit ya, kan masih bisa foto-foto dan bisa memandang candi borobudur. Tapi kenyataannya diluar ekspektasi yang disampaikan petugas, apalagi bayarnya tetap penuh, begitu juga dengan di IGnya di tampilin potret memasuki borobudur, keindahan ketika menginjakkan kaki di borobudur. Tidak ada penjelasan di postingannya hanya sampai taman. Setelah hari ini saya cek baru ada penjelasan di kolom komentar hanya sampai taman Candi Borobudur.

Jadi buat teman-teman yang mau ke borobudur dalam masa Covid 19 seperti ini, pikir-pikir matang-matang dulu, apakah anda ke candi borobudur mau menikmati candi borobudur atau mau melihat taman candi borobudur dengan pohon-pohon yang menutupi borobudur tersebut?

Aku yakin orang ke borobudur mau menikmati candinya, bukan tamannya, taman adalah objek pendukung, tapi intinya adalah di candi tersebut. Saran kepada petugas,  kenapa tidak dijelaskan secara gamblang kalau candi borobudur dibuka hanya tamannya aja? Kita akan mengerti dengan keadaan covid 19, sektor pariwisata tidak di buka dan terbatas, tapi dengan cara seperti itu bagaikan menipu publik. Mungkin saya yang dari yogya masih ok lah cuma 1 jam dengan motor, tapi kalau yang udah bawa keluarga besarnya Itu membuat kecewa banget.

 Apalagi keluar dari candi borobudur laper banget uey. Di depan gerbang candi langsung terlihat beberapa buah rumah makan, karena kecewa, panas, capek dan lapar akhirnya kita putuskan makan siang.  Setelah di ambilkan nasi dan milih lauk sendiri. Kemudian duduk dan dengan tenang akan menikmati makanan pengobat kecewa ini, ternyata nasinya dingin uey..

Ngak usahlah ya disebutkan mereknya rumah makan tsb. Karena akan berimbas pendapat orang tentang rumah makan yang sama di daerah lainnya. Rumah makan tersebut juga tidak menjelaskan identitas asli asal makanannya, yang paling tersorot ada gambar soekarno, itu aja

Semoga bermaanfaat ya sharing pengalaman ini, maksud menuliskan ini adalah agar para pengunjung tidak kecewa dan capek-capek datang kesana, begitu juga dengan pengelola Candi Borobudur agar memperbaiki layanan informasi, kita tau Candi Borobudur tidak hanya milik Indonesia, tapi juga milik dunia karena sudah warisan dunia dan harus mematuhi peraturan dunia. Tapi informasikan apa adanya aja pasti kita faham.


You Might Also Like

0 comments

FOLLOW ME IN

Twitter Facebook Instagram

Advertise

Get All The Latest Updates Delivered Straight Into Your Inbox For Free!